CARA RE-REGISTRASI E-STR BIDAN Part 2 : Cara Mendaftar Akun di Website CPD / SIPORLIN IBI

DUNIA SEHAT : HUKUM VAKSIN RUBELLA YANG MENGANDUNG BABI MENURUT FATWA MUI DAN BEBERAPA SUMBER AGAMA ISLAM

 HUKUM VAKSIN YANG MENGANDUNG BABI MENURUT FATWA MUI DAN BEBERAPA SUMBER AGAMA ISLAM
Blog yang lama telah didelete ya.. pindah ke blog ini. Terimakasih 🙏😌😍


Semoga bermanfaat 😍😘😇


Pembahasan mengenai vaksin yang mengandung babi tidak akan ada habisnya terutama bagi umat Islam.

Di antara ketetapan penting dalam Islam adalah persoalan halal dan haram. Halal adalah apa yang dihalalkan Allah dan Rasul-Nya. Sebaliknya, ketetapan haram adalah apa yang diharamkan Allah dan Rasulnya. Di antara yang Allah haramkan langsung dengan jelas adalah haramnya daging babi yang terdapat di 3 tempat dalam kitab-Nya.
إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ بِهِ لِغَيْرِ اللَّهِ
 “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah.” (QS. Al-Baqarah: 173)
حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah,” (QS. Al-Maidah: 3)
إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan) bangkai, darah, daging babi dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah;” (QS. Al-Nahk: 115)
Haramnya makan daging babi dalam Al-Qur'an hanya ada di 3 tempat. Umat Islam, secara umum, sangat patuh dengan ketetapan Allah dalam urusan makanan ini. 

Hal ini berdampak pada banyaknya pro dan kontra mengenai vaksin yang mengandung babi terutama vaksinasi rubella yang pada pertengahan tahun 2018 sedang digalangkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia untuk diberikan pada anak-anak. Tidak sedikit berbagai argumen tampil tidak hanya secara langsung bahkan di media sosial. Bahkan argumen itu ada yang benar, ada yang salah, bahkan menjurus ke sifat su'udzon tanpa memikirkan kebaikan untuk khalayak ramai dan masa depan kesehatan suatu bangsa. Naudzubillah bin dzalik, semoga kita dijauhkan dari sifat negative tersebut


Saya rasa seharusnya masyarakat harus cerdas menghadapi soal vaksinasi. Berhati-hati boleh, tapi jangan jadi suudzon. Tapi pikir dari segi positive-nya juga. Jangan cuma egois buat mentingin diri sendiri, tapi juga untuk kesehatan seluruh masyarakat. Kalian vaksin juga buat kesehatan orang lain, lingkungan dan membangun Indonesia Sehat sayang.

Berikut saya jelaskan singkat mengenai apa itu Rubella dan dampak bahayanya 

🤢🤢🤢

Rubella atau campak Jerman adalah infeksi virus yang ditandai dengan ruam merah pada kulit. Rubella umumnya menyerang anak-anak dan remaja. Menurut data WHO, pada tahun 2016 di Indonesia terdapat lebih dari 800 kasus rubella yang sudah terkonfirmasi melalui pemeriksaan laboratorium.

Penyakit ini disebabkan oleh virus rubella dan dapat menyebar dengan sangat mudah. Penularan utamanya dapat melalui butiran liur di udara yang dikeluarkan penderita melalui batuk atau bersin. Berbagi makanan dan minuman dalam piring atau gelas yang sama dengan penderita juga dapat menularkan rubella. Sama halnya jika Anda menyentuh mata, hidung, atau mulut Anda setelah memegang benda yang terkontaminasi virus rubella.

Rubella dan Kehamilan

Walau sama-sama menyebabkan ruam kemerahan pada kulit, rubella berbeda dengan campak. Penyakit ini biasanya lebih ringan dibandingkan dengan campak. Tetapi jika menyerang wanita yang sedang hamil, terutama sebelum usia kehamilan lima bulan, rubella berpotensi tinggi untuk menyebabkan sindrom rubella kongenital atau bahkan kematian bayi dalam kandungan. WHO memperkirakan tiap tahun terdapat sekitar 100.000 bayi di dunia yang terlahir dengan sindrom ini.


Sindrom rubella kongenital dapat menyebabkan cacat lahir pada bayi, seperti tuli, katarak, penyakit jantung bawaan, kerusakan otak, organ hati, serta paru-paru. Diabetes tipe 1, hipertiroidisme, hipotiroidisme, serta pembengkakan otak juga dapat berkembang pada anak yang terlahir dengan sindrom ini.

Gejala-gejala Rubella

Penderita rubella pada anak-anak cenderung mengalami gejala-gejala yang lebih ringan daripada penderita dewasa. Tetapi ada juga penderita rubella yang tidak mengalami gejala apa pun, namun tetap dapat menularkan virus rubella.
Penyakit ini umumnya membutuhkan waktu sekitar 14-21 hari sejak terjadi pajanan sampai menimbulkan gejala. Gejala-gejala umum rubella meliputi:
  • Demam.
  • Sakit kepala.
  • Hidung tersumbat atau pilek.
  • Tidak nafsu makan.
  • Mata merah.
  • Pembengkakan kelenjar limfa pada telinga dan leher.
  • Ruam berbentuk bintik-bintik kemerahan yang awalnya muncul di wajah lalu menyebar ke badan, tangan, dan kaki. Ruam ini umumnya berlangsung selama 1-3 hari.
  • Nyeri pada sendi, terutama pada penderita remaja wanita.
Begitu terinfeksi, virus akan menyebar ke seluruh tubuh dalam waktu 5 hari hingga 1 minggu. Potensi tertinggi penderita untuk menularkan rubella biasanya pada hari pertama sampai hari ke-5 setelah ruam muncul.
Jika Anda atau anak Anda mengalami gejala-gejala di atas, segera periksakan diri ke dokter.

Proses Diagnosis Rubella

Ruam kemerahan akibat rubella memiliki karakteristik yang mirip dengan ruam-ruam lain. Guna memastikan diagnosis, dokter biasanya mengambil sampel air liur atau darah untuk diperiksa di laboratorium.
Tes tersebut digunakan untuk mendeteksi keberadaan antibodi rubella. Apabila terdapat antibodi IgM, berarti Anda sedang menderita rubella. Sedangkan keberadaan antibodi IgG menandakan bahwa Anda pernah menderita rubella atau sudah menerima vaksinasi.
Pemeriksaan rubella juga bisa dimasukkan dalam serangkaian tes prenatal untuk ibu hamil, khususnya untuk yang berisiko tinggi. Pemeriksaan ini dilakukan melalui tes darah.
Jika ibu hamil didiagnosis menderita rubella, pemeriksaan lanjutan yang mungkin dianjurkan adalah USG dan amniosentesis. Amniosentesis adalah prosedur pengambilan dan analisis sampel cairan ketuban untuk mendeteksi kelainan pada janin.

Metode Penanganan Rubella

Rubella tidak membutuhkan penanganan medis khusus. Pengobatan dapat dilakukan di rumah dengan langkah-langkah sederhana. Tujuannya adalah untuk meringankan gejala, namun bukan untuk mempercepat penyembuhan rubella. Berikut ini sejumlah langkah sederhana yang dapat dilakukan.
  • Beristirahatlah sebanyak mungkin.
  • Minum banyak air putih untuk mencegah dehidrasi.
  • Mengurangi nyeri dan demam. Penderita dapat mengonsumsi paracetamol atau ibuprofen untuk menurunkan demam dan meredakan nyeri pada sendi.
  • Minum air hangat bercampur madu dan lemon untuk meredakan sakit tenggorokan dan pilek.

Langkah Pencegahan Rubella

Pencegahan rubella yang paling efektif adalah dengan vaksinasi, terutama bagi wanita yang berencana untuk hamil. Sekitar 90 persen orang yang menerima vaksin ini akan terhindar dari rubella. Sejak adanya program vaksinasi, jumlah kasus rubella yang tercatat secara global berkurang secara signifikan.

Pemerintah kini sedang mengampanyekan pemberian vaksin MR menggantikan vaksin MMR. Vaksin MR ini memberikan perlindungan terhadap penyakit campak dan rubella. Sebelumnya, pencegahan rubella tergabung dalam vaksin kombinasi MMR yang juga mencegah campak dan gondong.

Pemberian vaksin MR direkomendasikan pada anak usia 9 bulan sampai kurang dari 15 tahun, dan diberikan melalui suntikan pada jaringan lemak (subkutan) lengan atas. Vaksin MR ini diberikan pada usia 9 bulan, 18 bulan, dan saat anak duduk di bangku kelas 1 SD, yaitu sekitar usia 6 tahun.

Orang dewasa dan anak-anak yang hanya mendapatkan satu kali suntikan vaksin MMR, dapat mendapatkan vaksin MR pada usia berapa pun. Apabila Anak sudah pernah mendapat vaksin MMR, vaksin MR ini juga boleh diberikan.

Wanita yang merencanakan kehamilan juga dianjurkan memeriksakan diri melalui tes darah. Jika hasil tes menunjukkan bahwa seorang wanita belum memiliki kekebalan terhadap rubella, dokter akan menganjurkannya untuk menerima vaksin MR. Setelah itu, dia harus menunggu minimal 4 minggu untuk hamil. Harap diingat bahwa vaksinasi ini tidak boleh dijalani saat sedang hamil.

Selain vaksin, mencegah penularan dan penyebaran rubella juga penting. Cara-caranya meliputi:
  • Hindari kontak dengan penderita sebisa mungkin, khususnya untuk ibu hamil yang belum menerima vaksin MR atau MMR dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah.
  • Pindahkan penderita ke ruangan terpisah yang jauh dari anggota keluarga.
  • Menjaga kebersihan diri, misalnya selalu mencuci tangan sebelum makan, setelah bepergian, atau jika terjadi kontak dengan penderita
😱😱😱

Ada kisah IBU YUNELIA yang memiliki anak bernama ADEK NADIF berusia 10tahun yang mengidap cacat bawaan akibat dirinya tertular virus Rubella saat hamil





Bisa menonton video nya di Instagram resmi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia yaitu @kemenkes_ri

Part 1 :
https://www.instagram.com/p/Bmh4y_SBEev/?utm_source=ig_share_sheet&igshid=1dxk5nbb6kfkr

Part 2 :
https://www.instagram.com/p/Bmh6KVPBYzf/?utm_source=ig_share_sheet&igshid=14ul4q2jixazj

Part 3 :
https://www.instagram.com/p/Bmin0sCBEl_/?utm_source=ig_share_sheet&igshid=1b76fkan40nuu

Part 4 :
https://www.instagram.com/p/BmioOzdBe4p/?utm_source=ig_share_sheet&igshid=1wybbzqjx5uf8

Bisa dibayangkan doank, dampak Rubella ini gak cuma buat kamu sakit, tapi kalau kamu menularkan orang lain. Orang lain sakit juga, ibu hamil bisa gak sehat dan calon anaknya bisa CACAT. Melahirkan calon pemimpin bangsa yang kurang baik dan menjadi beban hidup pribadi orang lain


Kita berlanjut ke keterkaitan antara vaksinasi (apa saja) yang mengandung unsur babi (terutama Rubella), fatwa MUI, hukum islam terkait dan kesehatan seluruh umat











Plis, aku yakin kok MASYARAKAT INDONESIA jaman sekarang ini sudah cerdas, pintar dan tidak mudah terpengaruh hal yang belum benar. Kalau KURANG PAHAM suatu hal, plis TANYA KE yang AHLI bukan ke yang cuma HANYA TAU dan PERNAH DENGAR.

#AkuCintaIndonesia
#AkuMauMasaDepanLebihBaik
#IndonesiaBebasSakitCacatKarenaRubella

Semoga bermanfaat yah 😍😘😇

With Love,
Fitria Ariyani

Komentar